Kulihat petir menyambar sebatang pohon yang tua dan tinggi, kulihat ia terbakar lalu jatuh menyembah bumi.
Kukalih pandangan ke padang hijau yang luas dan kosong.
Yang ada hanya rumput-rumput tajam yang kecil dan muda, menutup coklat tanah dan menyembunyi batuan kecil di sekitarnya.
Pohon yang kini tinggal abu dahulunya berbakti pada manusia. Meneduh anak yang menyumpah matahari terik dan kanak yang menoreh nama kekasih pada batangnya.
Mengapa petir memilih pohon yang tua sebagai mangsa? Mengapa tidak rumput? Yang tajam, kecil dan muda yang selalu menggatalkan kulit yang dipijak-pijak sepanjang hari yang tiada jasa. Mengapa pohon dipanah hingga punah?
Adakah jasa sebuah rahsia yang disimpan dalam peti harta di hujung dunia? Yang tak terjumpa oleh umat manusia supaya rahsia kekal rahsia?
Wahai pohon tua kuseru abumu naik ke langit jiwaku agar selalu kukenang jasamu.
Wahai rumput muda kukunci anak mataku pada tubuhmu agar selalu aku meneka dalam teroka jasamu yang terhijab dek legap korneaku.
KAB, 22/12/16
Comments